cover
Contact Name
Muhammad Aditya Pratama
Contact Email
adityapratama@ikj.ac.id
Phone
+6285693972062
Journal Mail Official
imaji@ikj.ac.id
Editorial Address
Jalan Sekolah Seni No.1 (Raden Saleh, Kompleks Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya No.73, RT.8/RW.2, Cikini, Jakarta, Central Jakarta City, Jakarta 10330
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal IMAJI
ISSN : 19073097     EISSN : 27756033     DOI : https://doi.org/10.52290/JI
Core Subject : Humanities, Art,
Journal IMAJI accommodates a collection of various topics of film / audio-visual studies that contain ideas, research, as well as critical, fresh, and innovative views on the phenomenal development of cinema in particular and audio-visual in general. This journal aims to provide research contributions to film and audio-visual media which are expected to encourage the development of film, including photography, television and new media in Indonesia, so that they are superior and competitive at the national level and in the international world.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual" : 7 Documents clear
Proses Fotografi di antara Jepret dan Jadi: Studi Kasus Tiga Genre Fotografi Moelyono Rahardjo
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.64

Abstract

Begitu mudahnya fotografi digunakan sampai perbincangan fotografi pun seolah-olah terhenti pada proses jepret dan jadi. Padahal di antara jepret dan jadi, ada proses intervensi fotografi lanjutan, yang dapat ditelusuri dari pembahasan studi kasus tiga genre fotografi, dengan menilik proses kimiawi maupun proses digital. Pengukuhan pemotret sebagai spektator pertama, membuka pemahaman bahwa penggunaan teori yang lebih condong pada pembahasan fotografi sebagai spektator pun dapat digunakan dalam proses intervensi fotografi lanjutan. Pemahaman ini membuka dan meluaskan penggunaan teori fotografi dalam proses pengkaryaan fotografi sejauh apa yang mampu dipelajari dan dipahami secara rinci oleh pemotret.
Blender dan Bahasa Python Sebagai Salah Satu Alternatif Produksi Animasi Fajar Nuswantoro
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.74

Abstract

Blender datang sebagai solusi yang tepat guna bagi industri animasi Indonesia yang dirasa mahal dan tidak menemui kecocokan dengan pasar di Indonesia. Konsep Blender yang membebaskan pengguna dari kewajiban pembayaran lisensi menjadi solusi bagi tingginya ongkos produksi animasi. Sementara itu, Python sebagai bahasa pemrograman dari Blender mampu membuat beragam otomatisasi pekerjaan. Hal ini berujung pada efisiensi sumber daya manusia dan tentunya efisiensi pada organisasi produksi sebuah animasi.
Rate of Cutting Sebagai Metode untuk Meningkatkan Tempo Adegan pada Dua Puluh Enam Menit Pertama Film Penyalin Cahaya Karya Wregas Bhanuteja Yohanes Yoga Prayuda; R.M. Widihasmoro Risang
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.75

Abstract

Editing secara harafiah adalah usaha penyambungan akhir dari sebuah shot dengan awal dari shot berikutnya, dan begitu seterusnya. Pembahasan lebih lanjut dari sekedar menyambung gambar, ternyata selalu menjadi pembahasan yang menarik. Film Penyalin Cahaya yang telah berhasil mendapatkan banyak penghargaan menjadi film yang menarik untuk diulas dari sisi teori editing. Dalam sebuah buku berjudul Cutting Rhythm pembahasan tentang ritme penyambungan dihitung dalam tempo beat per minute (bpm), dimana dianggap normal jika merujuk pada detak jantung manusia normal yaitu 60 - 80bpm. Di atas itu, sensasi ritme cepat dapat dirasakan, dan di bawahnya, sensasi ritme lambatlah yang dirasakan. Salah satu cara editor memanipulasi sensasi tersebut adalah memanfaatkan rate of cutting.
Special Effect Di Awal Sinema Indonesia: Studi Kasus Tie Pat Kai Kawin (1935) dan Tengkorak Hidoup (1941) Agustinus Dwi Nugroho
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.76

Abstract

Efek khusus telah digunakan dalam produksi film sebelum kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada masa Hindia Belanda tahun 1935, di film Tie Pat Kai Kawin (1935) dan Tengkorak Hidoep (1941). Keduanya adalah film klasik Indonesia yang masih menggunakan warna hitam putih. Kedua film tersebut disutradarai oleh The Teng Chun (Tie Pat Kai Kawin) dan Tan Tjoei Hock (Tengkorak Hidoep). Pada masa itu para sineasnya memang banyak melakukan adaptasi, khususnya adaptasi cerita-cerita tentang siluman seperti yang terlihat pada film Tie Pat Kai Kawin. Hal inilah yang menjadi motivasi penggunaan efek khusus pada film tersebut. Sementara dalam film Tengkorak Hidoep, efek khusus dipakai untuk visualisasi teknik horornya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengamatan pada efek khusus yang ditampilkan dalam adegan pada kedua film tersebut. Pengamatan akan lebih fokus pada adegan-adegan yang menggunakan teknik-teknik manual untuk menghasilkan efek khusus seperti goresan pada seluloid, stop motion, transisi editing, dan properti asli. Penelitian ini mengungkapkan bahwa teknologi film pada masa itu mampu memvisualisasikan eksplorasi sinematik dalam mengemas cerita di masa sejarah awal film Indonesia.    
Analisis Framing Representasi Bencana Dalam Film Bangkit! (2016) Melalui Teknik Montase Dari Sudut Pandang Subjektif Irwan Tarmawan; Rama Mutsaqoful Fikri
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.77

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami relasi adegan bencana yang menggunakan CGI dalam teknik montase pada film Bangkit! (2016) dari sudut pandang subjektif. Untuk mendukung penelitian, metode penelitian yang digunakan melalui pendekatan deskriptif dengan teknik analisis framing model Pan dan Kosicki. Pengumpulan data dengan document research yang bersumber dari file film Bangkit! (2016) serta sumber literatur yang berisi teori-teori utama untuk mengkaji film. Film Bangkit! (2016) mampu menyajikan representasi adegan bencana yang besar di kota Jakarta melalui penggunaan CGI yang canggih dan didukung dengan cerita yang dramatis. Tetapi di beberapa adegan penting, penggunaan CGI terlihat belum maksimal serta perspektif realis cerita tidak sesuai dengan realita yang ada. Hal ini disebabkan penggarapan film Bangkit! (2016) yang belum maksimal, karena film dengan genre bencana membutuhkan perencanaan hingga terperinci dan dibutuhkan skala yang besar dan luas, ditambah lagi film Bangkit! (2016) merupakan film dengan genre action-disaster pertama yang dibuat oleh sineas Indonesia. Namun, pencapaian film Bangkit! (2016) mampu menyajikan media informasi penyampai pesan dan hiburan untuk para penonton film di Indonesia.
Analisis Arah Cahaya Dalam Studio Fotografi Sigit Setya Kusuma
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.78

Abstract

Cahaya dalam fotografi merupakan elemen terpenting karena fotografi itu sendiri berarti melukis cahaya. Selain membuat sebuah objek dapat ditangkap menggunakan kamera, cahaya dapat menghadirkan nuansa yang berbeda-beda. Dalam studio fotografi, cahaya adalah sebuah elemen inti untuk mendukung proses pemotretan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari arah cahaya dari satu lampu terhadap sebuah objek dalam studio fotografi. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, penelitian ini menjelaskan hasil dari eksplorasi penggunaan satu lampu dalam studio fotografi dengan arah yang berbeda-beda terhadap sebuah objek yaitu batu bata. Dari delapan sudut cahaya yaitu 0º, 45º, 90º, 135º, 180º, 225º, 270º, dan 315º hanya terdapat 5 (lima) sudut yang menghasilkan arah pencahayaan yang berbeda terhadap objek yaitu sudut 0º-180º. Kelima arah tersebut merupakan representasi dari teknik front light, rembrant light, side light, rim light dan back light.
Wawancara: Hanung Bramantyo Jurnal IMAJI
IMAJI: Film, Fotografi, Televisi, & Media Baru Vol. 13 No. 2 (2022): Wawancara dan Kedalaman Penelitian Media Audio Visual
Publisher : Bidang Satuan Riset dan FFTV - IKJ PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52290/i.v13i2.79

Abstract

Dalam rubrik Jurnal IMAJI Vol. 13 No. 2 kali ini kami menghadirkan wawancara secara mendalam dengan tokoh perfilman nasional yaitu Hanung Bramantyo, beliau merupakan seorang sutradara film seperti Perempuan Berkalung Sorban (2009), Sang Pencerah (2010), Tanda Tanya (2011), Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta (2018) dan yang terbaru dan sedang tayang di bioskop saat ini adalah Satria Dewa: Gatotkaca (2022). Mari kita simak!

Page 1 of 1 | Total Record : 7